Friday 29 May 2015

My Trip, MADOBAG!


Tim Blusukan Madobag, setelah berhasil kembali ke Siberut

Mentawai, merupakan daerah tujuan Pelayanan Medis gw yang ketiga bareng doctorSHARE. Kegiatan yang berlangsung tanggal 1 – 8 April 2015 ini hanya terdiri dari kegiatan operasi Minor dan Pengobatan Umum. Hal ini dikarenakan satu dan lain hal yang membuat kapal Rumah Sakit Apung ga jadi kesitu. Kegiatan pengobatan umum dan operasi minor berlangsung selama tiga hari. Kemudian hari keempat dan kelima dilanjutkan dengan kegiatan blusukan ke desa yang bernama Madobag.

Madobag hanya merupakan sebuah desa terpencil yang terletak di kepulauan Mentawai. Sekedar info, Mentawai dicapai dengan menggunakan kapal cepat selama 3 jam perjalanan dari Padang.

Okeh back to topic tentang blusukan…
Dari belasan anggota tim pelmed, yang pergi blusukan hanya lima orang, dan gw adalah salah satu diantaranya. Gw bertugas menjadi ketua tim blusukan karena dianggap sudah pernah ikutan pelmed sebelumnya. Lima orang itu beranggotakan dua cewek dan tiga orang cowok. gw, vivian, ivan, arfi, dan monang.

Malam sebelum perjalanan, gw belom kepikiran seperti apa madobag itu. Tau sih kalo perjalanannya 2 – 3 jam dengan sepeda motor. Jalanannya dari kayu-kayu. Banyak nyamuk. Listrik susah. Kalo hujan, jalanan tambah parah. Tapi tetep aja berasa kurang infonya. Haha..

Jadilah keesokan paginya bersiap-siap berangkat. Kami diantar oleh dua petugas puskesmas yang sudah terbiasa dengan medan menuju madobag. Total ada 4 sepeda motor. Gw dibonceng sama orang puskesmas yang sekalian nunjukin jalan juga, lalu 2 sepeda motor dikendarai oleh anggota tim blusukan yang saling berboncengan, dan motor terakhir dikendarai oleh petugas puskesmas lainnya sambil membawa carrier besar. Pas ngeliat motor yang ada, gw baru sadar.. hmm… ga perlu pake helm yah? Perjalanan selama 2-3 jam dengan jalan yang katanya parah tapi ga pake helm… ya baiklah… Belom lagi kondisi motor yang akan dipake itu hanya motor bebek biasa. Beberapa diantaranya seadanya pula… dalam artian ga ada spion dan udah terlihat rapuh…

Ya sudahlah mencoba memaklumi…

Akhirnya setelah perpisahan dan foto-foto kami pun memulai perjalanan… foto-fotonya ini sih agak lebay, mirip orang mau pelepasan pergi haji…

Sepanjang jalan liat kanan kiri, sambil rambut berkibar-kibar kena angin… masih adem daerah pedesaan…

Tapi ternyata…..
Semuanya itu cuma berlangsung selama 10 menit… seriously, tepat 10 menit!

Setelah itu perjalanan sesungguhnya baru dimulai…
Jalanan yang awalnya dari beton dan agak lebar mulai menyempit jadi cuma muat untuk jalanan 1 sepeda motor. Kanan kiri yang tadinya luas, tiba-tiba menyempit diapit dedaunan dan semak-semak.. jadi selama perjalanan itu lutut lu bakal kena daun-daun dan semak-semak.

Lalu kemudian, jalanan sempit yang masih beton itu berubah jadi becek dan ditatakin sama kayu-kayu. Mending kalo kayunya yang lebar dan tersusun rapih gitu, eh ini malah cuma potongan balok kayu 10x5cm dan itu pun ga utuh. Ada yang masih rapih disusun, tapi kebanyakan potongan-potongan berserakan.

Pas ngeliat itu gw langsung desperate dalam hati..
Baru juga menempuh 10 menit dari 2-3 jam perjalanan dan kondisi jalanannya udah kayak gini.

Sempat kepikiran pengen nepuk pundak bapaknya bilang “Pak udah yuk balik aja..”
ato “Maaf pak, barang saya ada yang ketinggalan.. blusukannya batal aja yah..”
ato  “Pak! saya kebelet boker!!”

Tapi kenyataannya ga ada yang terucap satu pun…… karena udah lemes……

Gw cuma bisa megang besi belakang jok motor sekenceng2nya sambil doa…
Rasanya begitu dekat dengan maut…wkwkwk…

Sedikit demi sedikit balok-balok kayu tersebut bisa terlewati… okeh mulai lega… tapi masih cemas melihat ke depan dimana sampai ujung mata memandang itu jalanannya begitu semua…

Gw mulai agak tenang dan optimis kembali ketika melihat bapaknya bisa melewati dengan aman dan bahwa ternyata anggota tim yang lain ternyata gak ada yang ngeluh sama sekali… WEW..
Jadi malu lah gw kalo tiba-tiba jadi manja pengen pulang…

Akhirnya mencoba mempercayakan hidup gw kepada Tuhan dan Bapak yang ngeboncengin gw…

Setelah bagian kayu-kayu selesai, jalanan balik lagi jadi beton… lalu kayu lagi dan becek lagi…

Sempat beberapa kali kami harus turun dari motor karena kondisi balok kayu yang licin dan becek banget ato tanjakan yang terjal banget sehingga ga memungkinkan buat ngeboncengin orang…

Setelah menempuh perjalanan melelahkan selama 2,5 jam akhirnya sampailah kami di tempat yang bernama Madobag..
Desanya terlihat asri karena pekarangan rumah rata-rata ditanemin bunga, lalu rumah2nya banyak yang masih dari kayu dan atapnya dari daun pohon sagu. Semuanya terkesan nyaman dan damai.

Kami langsung menuju bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) yang terbuat dari tembok. Setelah makan siang, kami memulai kegiatan pengobatan umum dan kontrol jahitan post operasi minor di bangunan milik desa yang terletak di depan Poskesdes. Pengobatan dimulai pukul 13.30 WIB. Pasien mulai berdatangan seabrek. Satu ibu bisa bawa 4 anaknya buat berobat. Jadilah numpuk dan membuat tim agak kewalahan.

Target pengobatan yang awalnya hanya 100 pasien, ternyata dihadiri oleh 176 pasien. Otomatis obat-obatan yang kami bawa pun ga cukup. Memang pas bawa obatnya itu juga terbatas banget karena mikir bakal naik motor sejauh itu. Jadi ga mungkin juga bawa obat banyak2. Beberapa pasien sebenarnya tidak sakit, tapi hanya penasaran dan jadinya berobat. Tapi ada juga pasien yang beneran kesakitan. Jadilah gw dan temen2 ngobok2 tas siapa tau ada obat pribadi kami yang bisa diberikan ke pasien tersebut.
 
Ya puji Tuhan semuanya pas. Dibuat sedemikian rupa supaya pas pokoknya.
Setelah kegiatan pengobatan berakhir, kami pun berfoto dengan petugas poskesdes yang ikut membantu. Lalu foto-foto lagi, as always, dengan Go Pro…
Menjelang sedikit sore, kami keliling Madobag… Sempet mampir di sungai, lalu pas ngeliat ada yang rame-rame di lapangan kami pun singgah…

Ivan dan monang ikutan main volley bareng wakamsi. Wakamsi itu istilah dari bang Arfi yang kepanjangannya adalah ‘warga kampung sini’..wkwkwk…

Di samping lapangan volley, ada juga yang lagi main sepak takraw…
Gw, Vivian dan Arfi yang ga ikutan main, mampir ke rumah penduduk… Ternyata ada salah satu pasien post op yang lagi nongkrong sambil ngerokok.. Jadilah kami samperin dan ngajak ngobrol… walopun ga tau apa yang diobrolin… abis bapaknya gak terlalu fasih ngomong Indonesia…haha…

Di sekitar situ banyak anak-anak yang ngumpul main lari-larian dengan bahagia… gw ama Vivian ngajakin mereka foto tapi mereka kabur mulu…bzztt… tapi mungkin juga karena mereka gak pernah difoto… jadi takut ngeliat kamera,,,

Untungnya arfi, si kumis puter ini punya ide cerdik buat ngajakin mereka foto. Jadi dengan cara ngeliatin hasil foto ke mereka.. ternyata hal yang simple kayak gitu efektif buat anak madobag. Ngeliat muka mereka di layar kamera, mereka jadi excited dan jadi mau difoto.. Setelah dipikir2 mereka bukan anak kota yang terbiasa dengan kamera dan hape..

Pas ngeliat muka mereka sendiri di foto, mereka jadi bersemangat buat difoto.. jadilah kami berfoto-foto ampe gelap…haha.. trus gw juga sempet nyobain permainan mereka yang dari potongan batok kelapa yang dijadikan alas kaki, lalu diiket disambungkan dengan tali.. mirip enggran…

Dan haripun semakin gelap… kami kembali ke poskesdes, tempat kami menginap semalam..
Di poskesdes gak ada listrik atopun genset. Jadi bakal gelap-gelapan semalaman.. Selain itu, ga ada juga air mengalir dari kran… untuk mandi, harus nimba air dari sumur lalu dibawa ke kamar mandi… untungnya ada 3 orang cowok…haha…

Setelah mandi, dua orang cewek petugas poskesdes mulai masak buat makan malam. menu makan malam adalah mie goreng instant. Lalu arfi juga memasak spaggethi yang dia bawa dari Jakarta.

Yep… malam itu kami makan mie instant dan spaggethi… tambahan nasi putih juga… menu ala kadarnya…
Tapi dimakan dengan happy.. J

Setelah makan, kami duduk bareng berlima di bangku kayu depan poskesdes sambil menikmati suasana gerhana bulan yang berangsur-angsur kembali menjadi terang. Suasana hening cukup terpecahkan oleh suara kami berlima yang cerita dan ketawa-ketawa…
Walopun agak bingung juga apa yang diketawain… mungkin menertawakan kebingungan gw akan berbagai hal… sampai-sampai disuruh megang botol kalo bingung…
Walopun gw tau kalo dengan memegang botol ga akan menghilangkan kebingungan gw, tetep juga gw pegang tuh botol…bzztt…

Setelah capek ketawa akhirnya kami tidur di poskesdes. Yang cowok2 tidur di ruang tengah, sementara yang cewek tidur di dalam kamar.

Pagi harinya ternyata hujan… kami pun mulai was-was jalanan pulang jadi seperti apa. Gak hujan aja udah parah, gimana hujan…
setelah mandi dan sarapan pop mie, hujan mulai berhenti, kami perpisahan dan foto2…
Menjelang jam 9 kami mulai perjalanan pulang dengan motor. Belum jauh memulai perjalanan, ternyata hujan kembali turun… kami ga berteduh karena bakal sama aja, jadi langsung hantam…

Jalanan jadi jauh lebih licin dari perjalanan kami di awal.. akhirnya banyak turun jalan kaki juga di setiap jalan becek dan turunan atau tanjakan terjal… Di tengah perjalanan, kami singgah di tempat wisata air terjun Kulukubug (sorry kalo salah namanya). Untuk masuk ke dalam harus berjalan kaki. Akhirnya ditengah hujan gerimis, kami berjalan kaki masuk ke dalam. Awalnya masih pake sepatu, tapi akhirnya lepas sepatu juga karena becek banget dan licin, udah gitu juga harus nyebrang sungai dan naik turun bebatuan.

Setelah berjalan kaki kurang lebih 20 menit, sampailah kami di air terjun….
Kesannya WOW!
Perjalanannya worth it sih…
Puas berfoto-foto dan menikmati keindahan alam air terjun, kami pun kembali… lagi-lagi turun hujan… jadilah hujan-hujanan lagi…
Di tengah jalan pulang, gw sempet kepleset dan jatoh… Mirisnya karena yang jatoh adalah pantat gw menimpa sebuah batu yang ujungnya cukup runcing…
Rasanya……. Sakit.
cukup meninggalkan hematom dengan diameter 8cm..
Tapi untunglah masih bisa duduk di motor dan melanjutkkan perjalanan pulang…

Kami sampai di Pulau Siberut sekitar pukul 13.00 WIB, dalam keadaan setengah kering, kucel dan kelaparan…

Pas ngeliat teman2 yang lain, gw pun terharu… ga nyangka bisa balik…hahaha…
Merasa sangat bersyukur bisa melewati seluruh perjalanan dengan tim yang kompak dan tahan banting tanpa mengeluh… bersyukur bisa merasakan suasana pedesaan yang desa banget, yang masih asli, jauh dari hiruk pikuk perkotaan… suasanya yang gak semua orang pernah merasakan atau mungkin gak pernah diketahui oleh sebagian orang kenyamanannya. Suasana yang nyaman, jauh dari sinyal dan gadget yang mengambil ahli sebagian besar kebebasan hidup kita. Berada di tengah orang-orang yang ga tau apa itu selfie, go pro, facebook, twitter, instagram, path, bbm, game online ato soal update status dan upload foto. Orang-orang yang ga memerlukan power bank untuk bertahan hidup. Suasana sore hari dimana semua pemuda pemudi ngumpul di lapangan buat main volley dan sepak takrauw, sementara anak-anak kecil lainnya berlarian sana sini kejar-kejaran, lalu di depan rumah ada bapak-bapak yang menghisap tembakau atau ibu-ibu yang duduk sambil ngobrol dan tertawa sesekali. Suasanya yang ngangenin banget buat gw…

Blusukan ini memberikan pengalaman berharga banget buat gw dan keempat teman lainnya dan semoga ini juga dapat memberikan sedikit manfaat bagi warga Madobag.
:)

Sunday 7 December 2014

Alam yang Tak Seberuntung Asa



Sekitar delapan bulan yang lalu, gw sempet ikutan casting teater… Okeh mungkin bagi sebagian orang kaget mengetahui hal ini karena bagaimana caranya seorang cewek tanpa ekspresi ikut gitu-gituan..


Awalnya gw tertarik pengen ikutan pertunjukan teater ini karena di pertunjukan sebelumnya gw menjadi penonton, yang berjudul “Selubung Perempuan”


Pas tau ada anak yang gw kenal ikutan main, gw jadi pengen ikut juga… karena tahun ini Komsos KAJ menyelenggarakan pertunjukkan drama musikal lagi…


Drama musikal tahun ini berjudul “POSITIF! Nada untuk Asa”


Drama tersebut merupakan adaptasi dari cerita nyata tentang dua perempuan yang positif mengidap virus HIV… dan tujuan dari pementasan ini adalah untuk penggalangan dana Rumah Sakit St. Carolus…


Pementasan drama musikal ini merupakan salah satu dari rangkaian program Keuskupan Agung Jakarta dalam tahun pelayanan 2014 ini.diantaranya adalah peluncuran novel dengan judul yang sama “Nada Untuk Asa,” pementasan drama musikal, dan yang terakhir adalah pemutaran film di bioskop. Ketiganya dengan judul dan ide cerita yang sama.


Wah pas tau kalo temanya adalah medis dan untuk penggalangan dana rumah sakit, gw jadi lebih tertarik…

Waktu latihan awalnya seminggu 2x, lalu kemudian menjadi seminggu 3x. Lama latihan adalah kurang lebih 5 bulan… disini gw berperan sebagai penari, perawat Carolus dan pelayan di galeri…


Hebat yah… kapan lagi coba nyobain jadi perawat dengan topi yang lucu itu… dan cuma di atas panggung ini doang yang pelayan galerinya adalah seorang dokter…haha… 


Pementasannya itu tanggal 20-21 September 2014. Dan evaluasi dari penampilan kemarin sih dari komentar bapak uskup dan penonton yang lain pada bilang luar biasa… walopun ada juga yang merasa drama tahun sebelumnya lebih bagus…


Kesan gw selama latihan dan pementasan ini, tentunya dapetin banyak banget pelajaran baru. Hal ini juga berkat pengajar-pengajar seni yang professional di bidangnya.Kami diajarin olah raga dan olah rasa.


Ada yang ga ngerti olah raga itu apa? Olah raga adalah proses mengolah tubuh lu sedemikian rupa sehingga besokannya lu bisa merasakan apa yang dinamakan delayed onset of muscle soreness (DOMS). Dan apa itu olah rasa? Singkatnya olah rasa itu adalah mengolah imajinasi lu sedemikian rupa, mengaduk-aduk emosi lu dan kalo overdosis bisa masuk Dharmawangsa… Salah satu contoh dari olah rasa adalah tutup mata, bayangkan di depan lu ada sebuah pohon, panjat pohon itu, petik buahnya dengan susah payah dan pastikan juga kalo muka lu sedang berekspresi demikian…


Selain olah-olahan itu, diajarin juga mengenai koreografi tarian yang merupakan gabungan kontemporer dan tradisional… Pas latihan bareng main actor/actress nya juga bisa secara tidak langsung memperhatikan bagaimana mereka berakting dengan baik… :)



Untuk jalan cerita, singkatnya mengenai bagaimana seorang ibu dari 3 anak (Nada) yang didiagnosis mengidap HIV beberapa saat setelah kematian suaminya. Belakangan Nada baru tau bahwa ia tertular suaminya yang meninggal karena HIV. Nada merupakan seorang yang setia, namun dikhianati oleh suaminya.Kenyataan yang lebih memilukan, Nada memiliki seorang anak yang berusia 1 tahun yang juga tertular virus HIV (Asa). Pertengahan cerita mengisahkan bagaimana sebuah kata “POSITIF!” yang keluar dari mulut dokter memutarbalikkan dunianya menuju keterpurukan yang sangat, membuahkan efek negatif  yaitu penolakan dari orang sekelilingnya termasuk keluarganya sendiri. Nada yang terpuruk pada akhirnya bangkit dari keterpurukan.Salah satunya karena Asa.Selalu ada Nada untuk Asa.



Setelah memikirkan tentang Asa. Gw jadi teringat sama pasien keluarga binaan gw pas kuliah kedokteran di semester 5 dulu. Jadi dapet tugas untuk membina sebuah keluarga di sebuah daerah yang ditentukan. Keluarga binaan kelompok gw merupakan sebuah keluarga yang spesial. Bukan karena pake telor, tapi karena begitu complicated-nya permasalahan yang ada di keluarga itu…


Keluarga tersebut terdiri dari Ibu dan 3 orang anak laki-laki.Persis yah seperti keluarga Nada. Awalnya penyakit yang diketahui itu adalah sang ibu menderita TBC dan sang anak yang bernama Alam berusia 4 tahun ini menderita TBC + gizi buruk.


Kelompok gw cukup gila juga mungkin mau ngambil keluarga ini, padahal bisa aja ambil keluarga lain yang masalahnya lebih simple…


Tugas dari dosen pun kita kerjakan… mulai dari membina si ibu sebisanya mengenai pola hidup sehat dan bagaimana caranya untuk memperbaiki gizi Alam.Kami juga menyarankan si ibu untuk kontrol ke poli paru di Puskesmas sampai tuntas.Waktu itu Alam sering rewel dan menderita diare, selain itu terdapat juga katarak di kedua matanya.


Karena merasa penyuluhan dan ngemeng gitu doang gak guna, maka kita juga sempet urunan buat belanja sembako buat ibunya dan membawa Alam ke dokter mata di RS swasta.Dokter menyarankan kalo operasi bisa dilakukan kalo sudah ada perbaikan gizi.


Yaudah deh… ujung-ujungnya cuma sampai tahap itu doang kelompok gw bisa membantu. Dan tugas kelompok gw pun udah selesai…


Tugas dari dosen sebenarnya adalah hanya 5 kali kunjungan… tapi gw sama temen kelompok gw pernah kesitu lagi setelahnya… dan keadaan Alam masih sama aja… sempet juga kami nge-post di facebook foto-foto Alam dan minta sumbangan…


Selang beberapa minggu, gw dapet sms kalo Alam udah meninggal…



Beberapa saat kemudian ketika gw kembali lagi ke puskesmas itu di Semester 7… Entah kenapa gw sangat berjodoh dapet Puskesmas itu lagi… Gw sempet dapet giliran jaga balai pengobatan umum… dan ternyata salah satu pasiennya adalah Ibunya Alam… Ibu Alam ini berobat karena keluhan keputihan…


Jadi fyi, setelah ngobrol-ngobrol dengan petugas puskesmas baru tau kalo Alam dan Ibunya itu positif HIV… Kalo diinget-inget lagi, emang ibunya sempet menikah sebanyak 3 kali… suami pertamanya meninggal dan kemudian nikah cerai.


Balik lagi ke keluhan si Ibunya Ala mini… ternyata sekarang itu ibunya Alam udah menikah lagi dengan seorang supir truk…Itu berarti si supir truk ini adalah suami keempatnya Ibu Alam. Suaminya juga mengeluhkan hal yang sama dengan istrinya. Yasudah bisa hampir dipastikan kalau mereka terkena penyakit menular seksual gonorrhea… belum lagi si ibu HIV juga…


Tambah complicated lagi dah keluarga ini…


Maaf sebelumnya, tujuan gw menceritakan ini bukanlah untuk ngegosipin keluarga alm. Alam yang sudah tenang di sana… tapi hanya kembali teringat sama Alam ketika tau ada Asa yang juga mengalami hal yang sama seperti Alam.



Alam dan Asa mengidap virus yang sama, yaitu HIV. Hal ini bukan karena kesalahan mereka, tapi karena memang begitulah takdir kalau mereka harus dilahirkan dari orang tua yang mengidap HIV.


Yang membedakan Alam dan Asa adalah tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga mereka.Alam hanya berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi pas-pasan dimana rumah mereka hanyalah sebuah kamar berukuran 2x2 meter.Disitu Alam sekeluarga tidur dan disitu itu pula dapur keluarga mereka.Ibu Alam tidak menamatkan jenjang sekolah dasar.Pendapatan tetap pun tidak ada.Untuk membeli sayuran setiap harinya saja kesusahan, apalagi untuk membeli ikan, ayam, daging untuk memperbaiki gizi Alam.Ibu Alam tidak mengerti bagaimana harus mengurus Surat keterangan tidak mampu dan sudah pasrah dengan keadaan Alam.


Berbeda dengan Asa yang berasal dari keluarga menengah ke atas, dimana ekonomi bukan menjadi masalah.Asa yang merupakan cucu dari seorang professor dan secara tidak langsung juga dapat diambil kesimpulan bahwa Nada merupakan orang yang berpendidikan.Nada sangat menyayangi Asa dan ingin berusaha yang terbaik untuk Asa.


Alam tidak terselamatkan karena tidak memiliki biaya untuk berobat secara intensif ke Rumah Sakit dengan fasilitas yang baik, sementara Asa bisa terselamatkan dan bertahan hidup karena mendapatkan perawatan yang baik.



Mungkin dapat dikatakan bahwa Alam memang tak seberuntung Asa…



Tapi dari sisi lain, Tuhan pasti punya rencana menciptakan segala makhluk di dunia ini, termasuk gw dan elu… Adanya Alam memberikan kesempatan kepada kita untuk meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama.

Gw aja kagum ngeliat temen sekelompok gw dulu itu ternyata orangnya care sama keadaan Alam. Walaupun orang-orang menganggap dia males dan kerjaannya ga akan beres kalo sekelompok sama dia.


Dulu gw ga bisa membantu banyak untuk menolong Alam, tapi gw berharap suatu saat bisa melakukan lebih kalo ketemu orang yang seperti Alam :)





******

Oh iya, sekalian promosi film Nada untuk Asa deh yang akan tayang Februari 2015.
ceritanya dijamin keren... pemain-pemainnya juga keren jadi bisa dipastikan filmnya juga bakal keren...hehehe...







Tuesday 20 May 2014

what will I be?

Topik kali ini akan berat dan galau...haha

Hari ini gw janjian ketemuan sama temen salah seorang temen SD gw di SD YPPKK Santa Moria Sorong, Papua. Udah lama banget semenjak terakhir kali ketemuan. Kalo dihitung-hitung udah 11 tahun lebih. Udah tua yah gw..ckckck

Sebelumnya temen gw ini, sebut saja dia Rima (karena emang itulah namanya), kirim pesan lewat FB ngasih tau kalo dia lagi di jakarta bikin penelitian dan dia ngajakin ketemuan. Gw yang emang lagi nganggur gak jelas ini akhirnya mau juga buat ketemuan. Karena emang udah kangen juga sih. Dan ternyata Rima yang nyamperin gw ke daerah Gading Serpong. 

Cukup salut dengan dia, cewek tapi berani banget naik kendaraan umum kereta sejauh itu dari Jakarta ke Tangerang cuman buat ketemuan. *applause* 
Emang jiwa petualang anak papua...haha...

Pas udah nyampe di depan GS, gw jemput dia dan kita ke Sumarecon Mal Serpong
Selama beberapa jam muter-muter SMS ga jelas sambil ngobrol. Kita ngomongin banyak hal. yang paling berkesan buat gw adalah tentang penelitian yang dia lagi lakukan sekarang ini di Jakarta. Jadi temen gw ini sedang sekolah lagi ambil S2 di jurusan Sosiologi. 
Men... temen gw udah S2, gw jadi dokter aja kaga jadi jadi juga...

Gw tertarik dengan topik penelitian dia yang sangat berani menantang maut itu...haha lebay...
yah mungkin karena bidangnya sosiologi juga jadi tentang kehidupan orang-orang... yah nyambung lah dengan ilmu kedokteran..

Selain tentang topik penelitian dia itu, ada obrolan yang nyinggung2 tentang idealisme juga. Rima ini merupakan orang yang sangat idealis dan orang yang berani dalam mengungkapkan pendapatnya. 
Pas lagi ngobrol sama Rima gw juga sempet membayangkan dia pake iket kepala berwarna merah lalu bawa spanduk jalan di bunderan HI dan sambil teriak pake TOA.. 

Malah jadi kebayang muka para demonstran.........
ngomongin soal demonstrasi.. waktu itu sempet ikutan Charity fun walk SD Maria Jakarta dengan jadi Tim Medis.. dan ternyata juga ikutan fun walk di bunderan HI situ.. lalu rombongan yang berbaju putih ini ternyata bertemu dengan rombongan demonstran yang menentang akuisisi bank BTN yang berbaju hitam...haha udah kayak mau tawuran putih lawan item...

Engga.. Tapi Rima ga kayak gitu kok... Jangan kayak gitu yah rim... panas... bawa payung ama pake sunblock kalo mau...

back to topic
Rima sempet ngomong dia seneng karena gw mendukung penelitian dia. katanya banyak orang yang malah melihat sebelah mata tentang topik penelitian itu. Dia bilang kita bisa nyambung mungkin karena gw juga seorang yang idealis.. 

Hmm... apakah gw juga emang idealis?

Jauh di dalam diri gw, gw akuin emang iya. Tapi karena pergaulan dengan orang-orang di sekitar gw membuat gw memendam idealisme itu. Yah mungkin karena takut dianggap terlalu aneh.
Sehingga gw lebih banyak diem.

Sebenernya gw ga terlalu ngerti juga dengan kata-kata idealis..
perkataan dr. Yusak pas lagi TLC di kampus dulu kembali terngiang.. yaitu tentang perubahan idealisme mahasiswa kedokteran.
waktu baru masuk kuliah, masih idealis banget.. mulai koas, pemikirannya udah berubah menjadi ingin cepat-cepat jadi dokter.. dan ketika jadi dokter, pikirannya adalah ingin spesialis lalu mendapat penghasilan yang banyak..

Pertemuan dengan Rima ini jadi bikin gw mikirin banyak hal... tentang arah hidup gw...
apakah gw akan tetap mempertahankan idealisme gw sewaktu gw berpikir pengen jadi dokter dulu, atau hanya di zona aman mengikuti arus...

Udah selese koas, ditambah lagi nganggur karena gak lulus exit osce dari kampus maka mulailah dengan pikiran ini... 

Mau jadi dokter yang seperti apa gw nanti?

Ketika ketemu dengan orang baru, biasanya yang lebih tua, tante2 atau om2 gitu.. maka gw udah bisa menebak seperti apa perbincangan ke depannya...

"namanya siapa?"
"Herly..."
"masih kuliah?"
"engga tante, udah lulus..."
"oh sekarang kerja?"
"engga.. lagi nunggu ujian Negara"
"Oh jurusan apa?"
"Kedokteran tante..."
"OH KEDOKTERAN?! mau ambil spesialis apa nanti?"
"hehe... masih belum tau tante..."
"ambil itu aja tuh kursus kecantikan.. trus buka klinik sendiri deh, banyak pasiennya.. obatnya mahal-mahal lagi..."
"hehe... iya..."
"ato anak... banyak tuh pasiennya... bolak balik mulu..."
dst...

selalu begitu.... dengan berbagai variasi, tapi intinya sama...

Apakah gw juga akan mengikuti arus dengan menjadi dokter seperti yang mereka sarankan itu? dengan menjadi dokter yang banyak pasiennya dan banyak duit?
Hmm.... mungkin iya, mungkin engga... tergantung dari seberapa kuat gw mempertahankan idealisme gw nanti..

waktu koas di stase Ilmu Kesehatan Anak, gw sempat melihat berbagai macam dokter spesialis anak dengan segala kesibukan mereka. Ada yang sehari pasiennya 20an ada yang juga bahkan di hari-hari tertentu mencapai 100 orang.. Ada yang sehari-harinya praktek di lebih dari satu tempat praktek, sehingga baru pulang ke rumah larut malam.. lalu setelah itu pas tiba waktu jaga dokter on call, dia bisa aja balik lagi ke RS tengah malem.. luar biasa.

kebanyakan orang hanya melihat wah pasien dia banyak banget sehari padahal cuma diperiksa gitu-gitu doang, kalo satu orang bayar 250 ribu rupiah, udah berapa juta sehari... enak banget...

Lalu gw membayangkan jika kehidupan gw nantinya akan begitu... tapi entah kenapa gw merasa gak sreg... kayaknya bosen banget tiap hari cuma dibalik meja klinik. Apa bedanya dengan orang kantoran yang tiap hari juga berada di balik meja kantor.. Fyi, waktu dulu gw kecil gw merasa duduk di balik meja kerja dengan setumpuk kertas diatasnya itu sangat membosankan.

bagi sebagian orang mungkin itu udah merupakan sebuah kesuksesan... tapi apakah orang yang menjalankan rutinitas itu sehari-hari juga merasa demikian? belum tentu..
gw justru kasian dengan mereka yang istirahatnya aja ga cukup, lalu gimana dengan keluarga mereka.. anak-anak mereka sih... kayaknya kasian aja...

Hmm... mungkin gw juga memiliki jiwa petualang... Herly si bolang *pake topi merah kebalik*

Akan jadi dokter seperti apa gw nantinya, baru bisa dijawab nanti..
Tapi gw pengen kalo gw tetep pada keinginan gw sebelum menjadi dokter dulu... dan semoga itu ga berubah...

Setelah ketemu dengan Rima, membuat wawasan gw bertambah. Membuat gw jadi lebih bersemangat (sedikit) untuk meraih lagi apa yang gw cita-citakan dulu...
Seperti Rima yang dengan berani memilih topik penelitian dia sekarang, gw jadi kembali berpikir kalo cita-cita gw masih bisa diraih..
gw juga berharap Rima berhasil dengan penelitiannya... dan gw juga tertarik dan pengen bantuin kalo diperlukan :)


Understand to achieve anything requires faith and belief in yourself, vision, hard work, determination, and dedication. Remember all things are possible for those who believe. - Gail Devers


Tuesday 11 February 2014

This is the first in 2014


Merry Christmas 2013

Happy New Year 2014

Happy Chinese New Year 2565

Okeh udah basi banget sih… sebasi postingan terakhir gw di blog ini…

Semenjak postingan terakhir udah banyak banget hal yang terjadi, yang belom sempat diabadikan di blog ini… Mulai dari stase-stase yang terlewati, IPD (ilmu penyakit dalam), stase anak yang ajaib, Obgyn yang udah kayak stase mayor terminor, Jiwa yang berkesan, Radiologi yang melatih imajinasi, kulit kelamin yang cukup bikin hipoksia karena terkurung di balik gorden biru, dan anestesi, stase yang baru aja terlewati, yang cukup menyenangkan…

Udah ampir setahun ga update blog… semoga ga ada yang mengira gw udah tewas akibat kerasnya kehidupan koas… tenang saya masih mampu bertahan dan masih tetap tanpa ekspresi… (mungkin iya, mungkin engga... bagi sebagian orang :D)

Klo kata orang-orang di kelompok 50 (tya, nandes, fefe, Erwin, febby owi) gw itu udah bengkok/patah/potek/terpotek2… haduh…

Kalau di setiap artikel ilmiah ada bagian abstrak, dan dibawah abstrak selalu ada yang namanya keywords…
maka keywords gw sekarang adalah --> cetek, potek, terpotek-potek, si patah, buketupotekbee… dan muncullah gw di mesin pencarian… (>_<)

Beginilah kalau akibat salah pergaulan… bukan salah bunda mengandung…

Padahal dari TK gw itu orangnya alim… tapi karena kelompok 50, jadi begini…ckckck… udah bisa niruin gaya febby, si model yang alisnya gak waterproof… ups…  piss feb… tuh sekarang saking parahnya perubahan gw, gw udah bisa ngomongin orang di dunia lain…dunia maya I mean…

Tapi terlepas dari itu, mari kita ambil sisi positifnya… setidaknya sekarang gw mulai bisa lebih berekspresi, mulai bisa mengungkapkan banyak hal, mulai bisa ngejayus walaupun terkadang krik krik… apapun itu… thanks to kelompok 50 yang udah membuat kehidupan perkoasan ini gak berasa udah hampir 2 tahun…




Sekilas tentang foto clumsy ninja ini yang menjadi clumsy 50…
Foto ini diambil dari ipad gw pada saat stase anestesi, disela-sela operasi sedang berlangsung…
Sebenarnya gw juga bingung sih kok mereka semua mau aja yah gw suruh bergaya clumsy ninja…wkwkwk… ah harusnya gw minta dokter anestesinya juga foto gaya ini nih… (kalo pengen ga dilulusin dan ngulang stase anestesi)
Menurut kalian, siapa yang paling mirip si clumsy?


Sekarang tinggal stase forensiikkk… uyeye… :D
Tapi ini tinggal satu lagi berasa lama banget dah… harus libur 2 minggu dulu… mungkin sebagai persiapan fisik dan mental dalam menghadapi mayat… gw kemarin ini juga udah melakukan beberapa persiapan… yaitu membeli anti bau buat di mobil… haiss.. penting banget dah…

Selama liburan 2 minggu ini seperti biasa waktunya banyak tersita di film korea… as always… dan selain itu juga sempat mengikuti pertemuan ibu-ibu legioner dan para lansia… haiss… ini namanya lansia premature 50 tahun…

Awalnya gara-gara diajak nyokap ke ultah tante liany, lalu kemudian ikutan misa jumat pertama di RS St. Carolus… dan untungnya ga berlanjut lagi ke senam para lansia atau apapun itu…
Tapi ketika melihat mereka gw jadi berpikir gimana kehidupan gw 50 tahun lagi… mungkin 50 tahun lagi ketika reuni bareng kelompok 50, kita bisa senam bareng… :|

Kami para lanjut usia ~~

Haduh mars lansia itu cukup menempel di kepala gw…

Sebelum jadi lansia dini mari kita ganti topik.

Selama hampir setahun ini, lebih tepatnya 9 bulan, gw mengikuti olahraga bela diri karate… okeh kalian ga salah baca kalau gw menyebutkan karate…

Karate itu bukan nama makanan yah by the way…

Mungkin ada yang ga percaya, tapi percayalah… ngomong apa sih gw…
Gw udah mengikuti dua kali ujian kenaikan sabuk… dan sekarang udah sabuk biru strip…
Kenapa gw memilih karate?

Yah seperti biasa diawali dengan keinginan sesaat yang munculnya sangat kuat… jadi inget devi temen SMP gw yang mengatakan kalo keinginan sesaat itu kadang-kadang ga bisa ditahan… seperti ketika lu pengen pup… okeh out of  topic…

Setelah melakukan riset pencarian bersama om google (which is om sejuta umat di dunia), gw menemukan bahwa martial arts ato bela diri itu membakar kalori cukup banyak…ha..ha..

Ujung-ujungnya tetep… pengen langsing…

Dan pertimbangan gw karena kalo ikutan fitness pasti lebih males dan tergantung kerajinan buat ngesot ke mall… tapi klo karate, udah ada jadwal rutin seminggu dua kali… dan kalo gak dateng-dateng pun udah ada beberapa contact senpai di bbm yang akan nanyain kenapa gak dateng, dan secara langsung maksa gw biar dateng…

Gw cukup excited dengan karate ini… karena gw juga dilatih untuk berteriak di setiap gerakan…haha… pokoknya rame banget klo latian karate… heboh… tapi disisi lain cukup bikin trauma dengan yang namanya kumite (perkelahian)…

Karena udah sabuk biru strip maka mau ga mau udah mulai nyobain kumite… dan setiap kumite walopun cuman boong-boongan dan cupu banget… gw selalu mendapatkan oleh-oleh hematom (memar) setiap pulang ke rumah…

Tangan dan kaki gw udah kyk preman abis tawuran…

Tujuan langsing kagak tercapai, memar-memar iya… T_T


***
Saat ini gw lagi nginep di rumah oma gw… yah cukup merasakan suasana lain dimana gw udah ga bisa lagi tidur kelamaan dan nonton ampe malem kayak di rumah… tapi jadi membuat gw bisa meng-update blog ini dengan postingan baru setelah sekian lama…

Be right back, manjat genteng buat upload dulu… 

untuk setiap cerita di setiap stase yang terlewati, pastinya nanti bakal gw post... tapi nanti...